Granit Xhaka, gelandang Bayer Leverkusen dan kapten Timnas Swiss, baru saja mendapatkan pengakuan luar biasa.
NZZ, media ternama di Swiss, menobatkannya sebagai pemain Swiss terbaik sepanjang masa. Namun, alih-alih merayakan gelar tersebut dengan bangga, Xhaka lebih memilih untuk merendah, menunjukkan sikap yang sangat membumi meskipun telah mencapai puncak kariernya. Di bawah ini GOAL MATES akan memberikan informasi seputar sepak bola terbaru dan terupdate.
Musim yang Tak Terlupakan
Musim 2023/24 akan selalu menjadi salah satu musim paling berkesan dalam karier Granit Xhaka. Setelah mengambil keputusan besar untuk meninggalkan Arsenal FC dan bergabung dengan Bayer Leverkusen. Xhaka tidak hanya menunjukkan performa yang konsisten, tetapi juga berhasil meraih dua gelar bergengsi bersama klub barunya. Leverkusen, dengan Xhaka sebagai salah satu pilar utama, berhasil menjuarai Bundesliga dan DFB-Pokal. Sebuah prestasi luar biasa bagi klub dan juga untuk Xhaka secara pribadi.
Tak hanya sukses di level klub, Xhaka juga membawa Timnas Swiss melangkah hingga perempat final Euro 2024, prestasi yang memperpanjang pencapaian serupa yang diraih tim pada Euro 2020. Kepemimpinannya di lapangan, baik bersama klub maupun tim nasional, membuatnya semakin dihormati, tidak hanya di Swiss tetapi juga di seluruh Eropa.
Penghargaan yang Diiringi Rendah Hati
Dengan semua pencapaian tersebut, tidak mengherankan jika Xhaka dinobatkan sebagai pemain Swiss terbaik sepanjang masa oleh NZZ. Namun, ketika diberi tahu tentang penghargaan tersebut, Xhaka lebih memilih untuk merendah. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Bundesliga, ia mengatakan, “Saya tidak tahu apakah itu benar. Saya tidak butuh atau suka untuk membandingkan diri saya dengan orang lain atau bahkan orang lain dengan yang lainnya karena setiap orang punya masa-masa terbaiknya dan terburuknya.”
Pernyataan ini menunjukkan betapa Xhaka menghargai kerja keras dan dedikasi semua pemain, tanpa merasa perlu menempatkan dirinya di atas orang lain. Sikap rendah hati ini mencerminkan karakternya yang selalu mengutamakan tim di atas segalanya.
Baca Juga: Liga Inggris – Prediksi Pertandingan Everton Vs Brighton & Hove Albion 17 Agustus 2024
Fokus pada Tanggung Jawab
Xhaka juga menekankan pentingnya tanggung jawabnya baik di klub maupun di tim nasional. “Apa yang saya coba adalah untuk mencapai batas kemampuan saya untuk membantu tim nasional. Membantu klub saya, dan mendapatkan kepercayaan dari kedua belah pihak,” tambahnya.
Bagi Xhaka, penghargaan bukanlah tujuan akhir, melainkan hasil dari kerja keras yang konsisten dan dedikasi terhadap tim. Ia selalu berusaha memberikan yang terbaik di lapangan, dengan harapan bahwa performanya akan berbicara lebih banyak daripada gelar individu.
Masa Depan yang Menjanjikan
Dengan sikap yang begitu rendah hati dan fokus pada kerja keras, masa depan Granit Xhaka tampak sangat cerah. Penghargaan sebagai pemain Swiss terbaik sepanjang masa mungkin hanya salah satu dari banyak pengakuan yang akan ia terima dalam kariernya. Namun, yang lebih penting, Xhaka telah menunjukkan kepada dunia bahwa kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari trofi atau gelar individu. Tetapi juga dari bagaimana seorang pemain membawa dirinya dengan kerendahan hati dan dedikasi terhadap tim.
Sebagai salah satu pemain kunci di Bayer Leverkusen dan kapten Timnas Swiss. Xhaka akan terus menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda, tidak hanya di Swiss tetapi di seluruh dunia. Kesuksesannya di lapangan, dipadukan dengan sikapnya yang merendah, menjadikannya salah satu pemain yang paling dihormati di era sepak bola modern ini.
Simak terus berita terbaru dari kami seputar Sepak Bola yang sangat menarik dan seru untuk anda saksikan, hanya dengan mengeklik link satu ini shotsgoal.com.